Hari minggu kemarin, Gue bareng kawan-kawan berkesempatan berkunjung lagi ke Taman Baca untuk ketemu adik-adik. Seneng banget rasanya bisa ketemu mereka lagi setelah beberapa minggu gak berkunjung. Minggu pagi itu, rencananya kami mau ngadain lomba bareng adik-adik. Banyak yang sudah kami persiapkan. Ada lomba makan kerupuk, masukin pensil dalam botol, lomba balap kelereng, lomba pecahin balon dan lain-lain. Semuanya berjalan seperti gimana lomba pada umumnya. Ada beberapa lomba yang kita adain indoor, kayak lomba kaligrafi. Ya, kita minta mereka untuk membuat kaligrafi sesuai dengan kreasi mereka masing-masing.
Sampe sini, semuanya berubah heboh. Kayaknya ini efek dari banyaknya kerupuk yang mereka makan. Mereka berubah jadi “liar”. Hahaha. Dari awal pembagian kertas, mereka sudah menunjukkan gejala “kehebohan”. Adik-adik yang belum sempat dibagikan kertas meraung-raung untuk segera diberi kertas. Begitu pula ketika pembagian pensil. Gak ada yang mau menunggu, semuanya maju ke depan dan berebut pensil. Gue dan salah satu kawan sampe kewalahan ngadepin mereka. Gue seakan ketemu segerombolan zombie kecil yang siap ngunyah otak Gue kapan aja.
Untungnya ketika kegiatan lomba, semuanya sedikit tenang, amanlah dunia untuk beberapa saat. Tapi itu hanya di menit-menit awal. Ketika satu persatu latah mencari penghapus yang jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah pencari, maka perang dimulai! Haha
Mereka mencari penghapus dengan berteriak-berteriak mengucapkan satu kata, “STIP”. Stip dalam bahasa jawa kuno (halah!) Bisa diartikan sebagai penghapus. Jadi ketika mereka butuh penghapus, mereka hanya duduk di tempat kemudian teriak “STIP!!”. Gue awalnya mengira kalo mereka sedang memanggil nama salah satu teman mereka yang bernama “STEVE”. Hahaha. Mungkin saja penemu penghapus sebenarnya adalah STEVE dan mereka lantas menyebut penghapus menjadi STIP. :D
Sampe sini, semuanya berubah heboh. Kayaknya ini efek dari banyaknya kerupuk yang mereka makan. Mereka berubah jadi “liar”. Hahaha. Dari awal pembagian kertas, mereka sudah menunjukkan gejala “kehebohan”. Adik-adik yang belum sempat dibagikan kertas meraung-raung untuk segera diberi kertas. Begitu pula ketika pembagian pensil. Gak ada yang mau menunggu, semuanya maju ke depan dan berebut pensil. Gue dan salah satu kawan sampe kewalahan ngadepin mereka. Gue seakan ketemu segerombolan zombie kecil yang siap ngunyah otak Gue kapan aja.
Untungnya ketika kegiatan lomba, semuanya sedikit tenang, amanlah dunia untuk beberapa saat. Tapi itu hanya di menit-menit awal. Ketika satu persatu latah mencari penghapus yang jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah pencari, maka perang dimulai! Haha
Mereka mencari penghapus dengan berteriak-berteriak mengucapkan satu kata, “STIP”. Stip dalam bahasa jawa kuno (halah!) Bisa diartikan sebagai penghapus. Jadi ketika mereka butuh penghapus, mereka hanya duduk di tempat kemudian teriak “STIP!!”. Gue awalnya mengira kalo mereka sedang memanggil nama salah satu teman mereka yang bernama “STEVE”. Hahaha. Mungkin saja penemu penghapus sebenarnya adalah STEVE dan mereka lantas menyebut penghapus menjadi STIP. :D
Posted on
Monday, August 26
Monday, August 26
2 Comments to “Penemu Penghapus”
haha... baru paham kenapa beberapa temen nyebut tip-X itu "stipo". pasti dari kata dasar "stip"
haha. mungkin stipo adalah singkatan dari stip-polpen ;p *ngaco