Your alt title

rioferi

Emansipasi Katanya

Emansipasi adalah senjata R.A Kartini untuk menyetarakan antara gender wanita dan pria. Jadi menurut Kartini, jamannya dia, gender pria lebih tinggi daripada gender wanita dalam pemenuhan hak sosial. Misalnya hak memperoleh pendidikan. Da kalo mau ninggin gender wanita biar sama dengan gender pria, diminumin HiLo aja, biar tambah tinggi. Hahaha. Gak lucu ya? O.K skip. 

Tapi kalo jaman sekarang, emansipasi jadi diplesetin maknanya oleh kaum wanita sendiri, emansipasi dijadikan sebuah senjata untuk ‘melawan’ kaum pria. Semua kerjaan atau aktivits yang enak-enak mereka atas namakan emansipasi. Kenapa gue bilang yang ‘enak-enak’ doang yang diemansipasikan oleh kaum wanita? Mungkin karena ini juga gara-gara Kartini hanya memperjuangkan sesuatu yang enak. Kartini kan memperjuangkan agar kaumnya (para perempuan khususnya) mendapatkan hak dan peranan yang sama dengan kaum pria. Tapi Kartini gak merincikan peranan apa yang dia minta untuk diberikan ke kaumnya. Pokoknya pengen sama aja. Ini nih yang bikin ribet kehidupan dan hubungan antara pria dan wanita. Cuma gara-gara emansipasi. 

Misalnya nih, 

Kalo di kantor lagi ada prmosi jabatan, atau kalo di sekolah ada pemilihan ketua OSIS, atau kalo di kampus ada pemilihan Gubernur BEM, pasti dengan alasan emansipasi, kaum perempuan juga ikut dalam kompetisi itu. Tapi pas masang gas, cewek selalu nyuruh cowok untuk masang gas karena takut meledak. Emang kalo cowok yang masang terus meledak, kami gak mati? Hah?! 

COntoh lain, mereka selalu koar-koar kalo mereka juga makhluk yang kuat. Tapi pas naik KRL dan gak dapet tempat duduk, mereka akan bilang cowok yang duduk dan gak nawarin tempat duduk ke mereka gak pengertian. Salah lagi. 




Lain lagi ceritanya kalo dulu waktu kartini bikin list untuk rencana emansipasinya. Misalnya pendidikan tinggi masuk kedalam emansipasi, tapi cari kayu bakar di hutan bukan. Jadi Polwan yang selalu tanya “kamu tau salah kamu apa?” itu emansipasi, tapi panjat pohon aren untuk dapat gula aren itu gak masuk emansipasi. Pria boleh saja benar tapi sebagai bentuk emansipasi, wanita selalu benar. 

Terus ya, gue heran kenapa Kartini protes karena dia selalu dipingit. Padahal kan enak sebenernya ngendon di rumah. Bisa main C.O.C sebebasnya. Bisa atur strategi tanpa buru-buru. Jadi pas nanti ada yang tanya “Kartini, kau sudah tulis surat?”. Maka kartini akan jawab, 

“Belum, tunggu dulu sebentar. Sedang sibuk bikin pertahanan ini, jaga tower. ada yang ajak war juga” 

Kartini juga protes karena wanita selalu dijodohkan tanpa diperbolehkan untuk memilih pasangan hidupnya sendiri. Coba kartini ini hidup di jaman sekarang. Pas dijodohin sama orang tuanya, selalu protes dan merasa kebebasannya telah dirampas. Kehidupan cintanya seakan diusik. Dia merasa seakan-akan orang tuanya menganggapnya perawan tua yang tidak cantik sehingga harus dijodohkan agar cepat dapat jodoh. Tapi begitu dibebaskan untuk memilih pasangannya sendiri, milinya yang type bad boy. Pas disakitin langsung bilang semua cowok brengsek. Eh pas kelamaan jomblo, selalu ngeluh. Sebenernya kalian ini maunya apa sih? 

Gue cuma mau negesin apa yang pengen gue bilang, emansipasi diaplikasikan maish berdasarkan gender dan pandangan bahwa laki-laki masih di atas perempuan. Emansipasi ada hanya untuk mengikutsertakan perempuan dalam posisi fungsional yang dimana mayoritas laki-laki yang melakukan. Emansipasi masih belum sampe ke the real kesetaraan gender. Soalnya kalo laki-laki nangis, dikatain cengeng. Perempuan yang lebih sukses dari pria dianggap superpower sehingga ogah ngedeketin. 

Jadi kalo mau beneran mau mengaplikasikan emansipasi, ya jangan pilah-pilih. Menyeluruh. 

Udah ah ceritanya. Gue mau masang gas dulu. Ada perempuan takut meledak. Gue Rioferi Andrianto, selamat hari kartini.

Posted on
Tuesday, April 21
Filed under:


Subscribe
Follow responses trough RSS 2.0 feed.

2 Comments to “Emansipasi Katanya”


lucu fer, setuju deh sama kamu, hehehe